Formula X [Memory 10]

formulax copy

Judul: Formula X [Memory 10]

Main Cast:

Jung Yonghwa CNBlue sebagai Jung Yonghwa

Seo Joohyun SNSD sebagai Seo Joohyun

Other Cast:

Lee Jonghyun CNBlue sebagai Lee Jonghyun

Im Yoona SNSD sebagai Im Yoona

Cho Kyuhyun Super Junior sebagai Cho Kyuhyun

Rating: PG-17

Lenght: Chaptered

Genre: Romance, Action, AU

Teaser – Prolog – Memory 1 – Memory 2 – Memory 3 – Memory 4 – Memory 5 – Memory 6 – Memory 7 – Memory 8 – Memory 9

Bloom & Goute Cafe, Gangnam-gu, Seoul

Pukul 12.20 KST

“Ini pesanan Anda” seorang pelayan meletakkan satu porsi Linus Smoked Beef hangat beserta Hot Americano pesanannya di atas meja. Seohyun tersenyum dan tidak lupa menggumamkan kalimat terimakasih sebelum pelayan itu pergi.

“Ah! Tunggu!” panggilnya tepat sebelum pelayan itu berbalik. “Kyuhyun oppa tidak ada? Aku tidak melihatnya hari ini” tanyanya sambil menatap sekeliling cafe.

“Tadi ada. Mungkin pergi dengan tamunya”

“Tamu?” ulang Seohyun sangsi.

Pelayan itu mengangguk membenarkan. “Seorang laki-laki muda. Mungkin seumur dengan Tuan Cho”

Seohyun memiringkan kepalanya. Aneh. Sepengetahuannya, Kyuhyun tidak memiliki kenalan selain para pegawai cafe. Karena Kyuhyun pernah berkata bahwa ia baru saja pindah ke Seoul 8 bulan yang lalu dan tidak ada satupun sanak saudaranya yang berada di kota ini. Lalu siapa tamu yang bertemu dengannya? Apakah itu keluarganya yang datang dari jauh?

“Baiklah. Terimakasih” ucap Seohyun sebelum pelayan itu pergi dan menghilang ke arah pantry.

Seohyun menyantap makan siangnya dalam diam. Sesekali ia mengedarkan pandangan ke tiap sudut cafe yang sudah hampir terisi penuh. Tiap meja sudah diisi paling tidak dengan dua sampai tiga orang pegawai yang bekerja di perusahaan-perusahaan sekitaran Gangnam yang sedang menghabiskan jam istirahat siang mereka. Dan sepertinya hanya mejanya-lah yang berisikan satu orang. Mengetahui hal itu, membuat Seohyun tiba-tiba merasa kesepian.

Biasanya Kyuhyun-lah yang selalu menemaninya untuk menghabiskan waktu makan siangnya, terlebih lagi jika ia datang seorang diri ke cafe. Itulah yang menjadi salah satu alasan ia menjadi pelanggan tetap cafe ini, karena walaupun ia datang seorang diri, setidaknya akan ada Kyuhyun yang dengan senang hati bersedia menemaninya hingga sampai waktu makan siangnya usai.

Belum sampai separuh ia menghabiskan makan siangnya, ponselnya berbunyi. Ia mendapatkan panggilan dari atasannya di kantor. Tidak mau memberi kesan buruk, lantas Seohyun segera mengangkat panggilan tersebut.

“Ne, Park Kwajangnim?”

“….”

“Maaf, bisa kau ulangi lagi?” Seohyun menutup sebelah teliganya untuk mendengar lebih jelas perkataan Manager Park. Namun ramainya kondisi cafe sangat menyulitkan. Akhirnya dengan bergegas, Seohyun bangkit dari bangku dan berjalan ke arah taman belakang cafe yang kondisinya jauh lebih tenang ketimbang berada di dalam ataupun di luar cafe.

“Baiklah. Saya mengerti. Akan saya serahkan laporannya besok pagi, Kwajangnim”

Seohyun mengakhiri sambungan teleponnya dengan helaan napas panjang. Ia kembali harus merevisi rancangan Design Art Museumnya agar sesuai dengan kemauan pihak Departement Kebudayaan dan Pariwisata. Meskipun ia telah memenangkan proyek itu, namun keinginan dan kepuasan konsumen tetaplah merupakan bagian paling penting dalam sebuah rancangan arsitektur.

Ketika ingin kembali ke dalam cafe, sayup-sayup Seohyun mendengar pembicaraan tidak jauh dari tempatnya berdiri. Kira-kira siapa yang berada di taman belakang ini? Sepengetahuannya, taman ini tidak dibuat untuk pengunjung cafe. Hanya Kyuhyun dan pegawai cafe yang biasa datang ke taman ini untuk sekedar berbincang atau beristirahat di sela-sela pekerjaan mereka. Dan Seohyun sendiri tahu taman ini karena Kyuhyun pernah mengajaknya beberapa kali ke tempat ini.

Karena penasaran, akhirnya Seohyun berjalan mendekati sumber suara. Ia tidak berniat menguping, sungguh!! Ia hanya penasaran siapa yang sedang berada di sana.

Tapi aku tidak akan lengah. Seo Joohyun merupakan tanggungjawabku. Jadi jangan coba-coba menyentuhnya

Belum sempat Seohyun melihat sosok yang tengah berbincang itu, tiba-tiba langkahnya terhenti begitu mendengar namanya disebut di dalam percakapan mereka.

Seohyun merapatkan tubuhnya di sisi dinding. Niat awalnya yang hanya sekedar ingin mencaritahu sosok itu, akhirnya berubah menjadi rasa penasaran akan isi pembicaraan mereka. Apa maksud percakapan mereka? Apakah Seo Joohyun yang mereka maksud adalah dirinya? Tanpa sadar Seohyun menahan napas. Jantungnya tiba-tiba berdegup kencang.

Kau mengancamku? Kau pikir hanya kau satu-satunya yang ditugaskan untuk melindungi Seo Joohyun? Kau pikir ada yang benar dan salah di antara kita? Kau dan aku sama. Kita sama-sama si brengsek di mata masing-masing lawan

Seohyun mengenal suara itu. Orang yang baru saja berbicara itu pastilah Kyuhyun. Ia tahu betul suara lelaki itu. Apa maksud perkataannya? Ditugaskan? Melindungi? Ia benar-benar tidak mengerti maksud kalimat Kyuhyun. Lalu dengan siapa Kyuhyun berbicara?

Perlu kau ketahui, bahwa sejak awal Prof. Seo bekerja dengan Korea Utara. Dan sudah seharusnya formula itu dimiliki oleh Korea Utara. Kau tidak seharusnya ikut campur dalam masalah ini

Seohyun memiringkan kepalanya, masih dengan posisi berdiri mematung di balik dinding. Ia masih tidak mengerti isi pembicaraan mereka. Dan ia tidak berniat pergi sampai mengetahui kelanjutan pembicaraan kedua orang itu. Kenapa pembicaraan ini sampai membawa nama Korea Utara? Dan Formula apa yang mereka maksud? Lalu siapa Prof. Seo? Apa ada hubungannya dengan dirinya?

Dan perlu kau ketahui juga bahwa meninggalnya Prof. Seo saat pelariannya berada di dalam wilayah Korea Selatan. Dan mungkin harus ku ingatkan kepadamu, bahwa saat ini Seo Joohyun berstatus warga negara Korea Selatan. Maka dengan begitu, masalah ini jelas-jelas menjadi campur tangan kami

Tunggu! Prof. Seo meninggal? Apakah Prof. Seo yang mereka maksud adalah ayahnya? Karena informasi yang ia ketahui dari pihak kepolisian yang menangani kasus kecelakaan yang menimpa dirinya dan ayahnya 16 tahun silam bahwa ayahnya merupakan seorang Profesor dan mereka mengalami kecelakaan mobil di daerah perbatasan Korea Utara dan Korea Selatan. Namun sampai saat ini kepolisian belum mengetahui dengan pasti penyebab utama kecelakaan itu. Mereka hanya menyimpulkan bahwa itu merupakan kecelakan tunggal akibat ban pecah dan laju kendaraan di luar batas kecepataan yang diperbolehkan.

Jika memang benar yang mereka maksud adalah ayahnya, lalu apa hubungan mereka dengan ayahnya?

Kau mematai Seo Joohyun dengan menaruh micro cam di apartemennya bukan? Kau pikir aku tidak melakukan hal yang sama?

Seohyun tersentak mendengar kalimat yang baru saja dilontarkan Kyuhyun. Ia menutup mulut dengan kedua tangan. Tiba-tiba saja rasa takut menyelimuti dirinya. Mematai? Micro cam? Siapa sebenarnya mereka? Apa yang mereka inginkan darinya?

Tidak tahan untuk berdiam diri lebih lama, akhirnya Seohyun keluar dari persembunyiannya dan berjalan mendekati mereka.

Benar saja, salah satu dari mereka merupakan Kyuhyun. Tapi Seohyun masih belum mengetahui siapa seorang lainnya. Ia berdiri memunggungi Seohyun. Namun sepertinya Seohyun mengenali orang itu. Postur tubuhnya begitu familiar.

Tidak sampai 5 meter dari tempat mereka berdiri, Seohyun menghentikan langkahnya. Ia menatap kedua orang itu lekat-lekat, seolah merasa dikhianati oleh suatu permasalahan yang ia sendiri tidak tahu apa itu. Dan tepat saat itu, matanya dan mata Kyuhyun beradu pandang. Kyuhyun terbelalak melihat kehadiran tiba-tiba Seohyun di sana. Wajahnya pucat dan mulutnya terkatup rapat.

Dan di detik berikutnya, orang itu mengikuti arah pandang Kyuhyun dan menoleh perlahan. Kali ini Seohyun yang sukses terbelalak. Bola matanya melebar sejalan dengan detak jantungnya yang semakin menggila. Sedikitpun ia tidak pernah berpikir bahwa orang itu yang akan berada di sini. Mengapa harus orang itu? Orang yang selama ini menjadi penolongnya dan begitu ia percayai. Kenapa harus orang itu?

Beberapa detik berikutnya hanya diisi oleh kesunyian yang menusuk. Detik-detik terpanjang dalam hidup Seohyun. Dengan ketiga pasang mata yang saling memandang, tanpa sepatah katapun yang terucap.

Akhirnya setelah berhasil menguasai diri, Seohyunpun berkata dengan bibir bergetar, “Siapa kalian? Apa yang kalian inginkan dariku?”

-X-

Setelah tersadar, Yonghwa segera berlari mengejar Seohyun yang telah lebih dulu meninggalkannya beberapa menit lalu. Ia berhenti tepat di depan cafe dan mengedarkan pandangan ke sisi kiri dan kanan jalan. Sosok gadis itu telah menghilang dengan begitu cepat tanpa sempat ia lontarkan satu pun kalimat penjelas kepadanya.

Yonghwa mengerang sambil mengacak rambutnya frustasi. Sial! Kenapa gadis itu harus ada di sini sekarang? Sampai sejauh mana Seohyun mendengar pembicaraan mereka? Apa yang gadis itu pikirkan saat ini?

Dengan rasa panik yang masih mengusai, Yonghwa segera mengeluarkan ponsel dan menghubungi gadis itu, berharap ia akan menjawab telepon dan bersedia mendengarkan penjelasan yang akan ia sampaikan.

Setelah beberapa kali dicoba, Seohyun tetap tidak mengangkat teleponnya. Maka Yonghwa segera berniat pergi menghampiri kantornya yang berada tidak jauh dari sana. Tepat sebelum Yonghwa melangkah pergi, Kyuhyun lebih dulu menahan bahunya.

“Kau akan menemuinya? Penjelasan apa yang akan kau katakan padanya?” Kyuhyun bertanya tanpa menatap Yonghwa.

Yonghwa menoleh dan mendengus kesal mendengar ucapan Kyuhyun. “Apapun yang akan ku katakan, itu sama sekali bukan urusanmu” geramnya sambil menepis tangan Kyuhyun dari bahunya.

Yonghwa segera melangkah tanpa berniat melanjutkan percakapannya dengan Kyuhyun. Namun langkahnya terhenti ketika tiba-tiba Kyuhyun berkata, “Gadis itu tidak perlu tahu kebenarannya. Bukankah tugasmu juga untuk menjaga kerahasiaan formula itu dari siapapun? Termasuk dari Seo Joohyun?”

Tanpa sadar, kedua tangannya terkepal kuat. Lalu tanpa berkata lagi, Yonghwa segera melangkahkan kakinya meninggalkan Kyuhyun yang masih memperhatikan sosoknya yang makin menjauh.

-X-

Apartement Seohyun, Apgujeong-dong

Pukul 14.00 KST

Setelah lebih dari satu jam berkeliling mencari Seohyun tanpa hasil, akhirnya Yonghwa memutuskan menunggu gadis itu pulang di apartement. Dan ternyata keputusannya tepat. Di halaman depan apartement telah terparkir VW Beetle kuning milik Seohyun.

Tidak ingin membuang watu, Yonghwa segera menghampiri apartement gadis itu dan menekan bel berkali-kali. Namun tidak ada satu pun jawaban dari dalam. Aneh, padahal jelas-jelas mobil Seohyun terparkir di halaman depan. Yonghwa sendiri pun yakin bahwa gadis itu berada di dalam apartementnya sekarang. Apa terjadi sesuatu dengan gadis itu? Apa sakit kepalanya kembali kambuh lagi di saat-saat seperti ini?

Karena rasa khawatir dan panik akan kondisi gadis itu, akhirnya tanpa pikir panjang Yonghwa segera menekan nomor sandi apartement Seohyun yang telah dihapalnya di luar kepala.

Begitu Yonghwa berhasil masuk, ia hampir saja berhenti bernapas begitu melihat pemandangan yang sama sekali tidak pernah ia duga sebelumnya. Di hadapannya telah berdiri tenang sosok Seohyun yang seolah memang tengah menanti dirinya. Gadis itu berdiri menantang dengan kedua tangan terlipat di atas dada. Tatapan tajamnya mengintimidasi dengan ekspresi wajah yang sama sekali tidak bisa terbaca, membuat Yonghwa terdiam membisu di ambang pintu.

“Jadi begitu caramu masuk tadi malam?” Seohyun bertanya dengan nada sarkastis.

Yonghwa tergugu. Lidahnya kelu bahkan hanya untuk berucap kata ‘tidak’ sebagai pembelaan. Ia sama sekali tidak menyangka Seohyun akan menjebaknya seperti ini.

Perlahan, Seohyun berjalan mendekatinya. Mata hitamnya masih menatap Yonghwa lekat. Yonghwa tidak tahu apa yang dipikirkan gadis itu. Namun satu yang pasti, entah karena alasan apa, ia merasa begitu bersalah.

“Aku punya alasan untuk semua ini” ucap Yonghwa pelan, mencoba menjelaskan.

Tiba-tiba Seohyun menarik tangan kanannya dan meletakkan sesuatu di dalam telapak tangannya. Yonghwa terdiam dan menatap Seohyun penuh tanya. Akhirnya dengan perlahan, ini membuka telapak tangannya dan mendapati belasan micro cam di sana.

“Aku tidak tahu yang mana milikmu dan milik Kyuhyun” ucap Seohyun datar. Yonghwa tidak tahu apa yang gadis itu rasakan. Ia tidak pernah melihat Seohyun seperti ini sebelumnya.

Seohyun menghela napas panjang kemudian berbalik menunggunggi Yonghwa. Pikirannya kacau. Ia bahkan tidak tahu apa yang ia pikirkan sekarang. Perasaannya campur aduk. Rasa takut akan identitas asli Yonghwa yang mungkin saja berniat jahat padanya, rasa marah yang begitu besar karena selama ini telah dibohongi oleh kedua orang terdekat sekaligus, dan juga rasa sedih karena pada akhirnya ia sadar bahwa memang di dunia ini ia hanyalah sebatang kara. Sampai kapanpun ia tidak akan pernah bisa bersandar ataupun berlindung di balik orang yang ia percayai. Pada akhirnya, ia hanya seorang diri.

“Pergilah. Ku mohon” pinta Seohyun dengan suara bergetar.

Yonghwa menatap punggung Seohyun iba. “Ini tidak seperti yang kau pikirkan Joohyun-sii. Aku punya alasan”

“Lalu apa alasanmu? Kau bisa menjelaskannya padaku?” Seohyun berbalik dengan tatapan penuh curiga. “Apa tujuanmu? Siapa sebenarnya identitasmu? Apa yang kau cari? Dan siapa Prof. Seo? Apa kau bisa menjelaskan semua kepadaku?”

Yonghwa terdiam membatu mendengar semua rentetan pertanyaan yang dilontarkan Seohyun. Ternyata Seohyun telah mendengar pembicaraannya dengan Kyuhyun sampai sejauh itu. “Saat ini aku juga punya alasan untuk tidak menjelaskannya padamu. Tapi percayalah, aku tidak berniat buruk”

“Lalu apa kau berharap aku harus percaya pada orang yang memata-mataiku dengan kamera pengintai?” tanya Seohyun dengan suara meninggi. Urat matanya terlihat mulai memerah. Ia lalu menghela napas panjang untuk mengontrol emosinya.

“Ku pikir aku bisa mempercayaimu. Tapi ternyata aku salah” lanjut Seohyun dengan suara yang mulai melunak.

Yonghwa menatap Seohyun nanar. Rahangnya mengeras dan tangannya terkepal kuat. Di satu sisi, ia merasa bersalah kepada gadis itu namun di sisi lain, ia tetap harus mempertahankan kerahasiaan misi ini. Ia benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Untuk pertama kali dalam hidupnya, ia merasa menjadi orang paling tidak berguna di dunia.

“Maaf. Suatu saat aku pasti menjelaskannya padamu” ucap Yonghwa pada akhirnya, yang secara tidak langsung lebih memilih setia kepada tugasnya dan membiarkan Seohyun berspekulasi tentang dirinya sesuka hati.

“Pergilah. Jangan menemuiku lagi” ucap Seohyun pelan, mencoba menekan semua rasa yang seolah akan meledak di dalam dirinya. “Pergilah sebelum aku berubah pikiran dan memanggil polisi ke sini”

Yonghwa menghela napas panjang. Dengan berat hati, akhirnya ia berbalik dan melangkah pergi meninggalkan apartement Seohyun.

-X-

Kediaman Jonghyun, Cheongdam-dong, Gangnam-gu, Seoul

Pukul 15.30 KST

“Apa yang kau lalukan?” Yoona mendekati Jonghyun yang masih sibuk dengan laptop dan berkas-berkas yang ia dapatkan dari Yonghwa mengenai data-data Cho Kyuhyun tadi pagi. Sudah 3 jam Jonghyun tidak beranjak sedikit pun dari tempatnya, membuat Yoona lama kelamaan bosan memperhatikannya.

“Tidak bisakah kau melepaskan konsentrasimu dari kertas-kertas itu?” protes Yoona.

Orang yang mendapatkan protes sama sekali tidak bergeming. Yoona memutar kedua bola matanya kesal. Sejak tiga jam yang lalu ia bagaikan manekin tidak berguna di sini. Semua ucapannya hanya dianggap angin lalu oleh lelaki itu.

Bosan dengan aktivitas Jonghyun yang repetitif, Yoona pun akhirnya mengambil bantal sofa yang berada tidak jauh darinya kemudian memeluknya. Namun ketika memeluk bantal sofa itu, tiba-tiba saja otaknya tanpa persetujuan memutar ulang kejadian tadi pagi. Mukanya terasa panas ketika teringat akan pertengkarannya dengan Jonghyun menggunakan bantal itu dan juga tindakan gila Jonghyun ketika menciumnya tanpa dosa. Benar-benar kejadian memalukan.

“Aigoo…” gumam Yoona malu sambil membenamkan wajahnya di balik bantal sofa.

Masih dengan muka memerah, Yoona melirik Jonghyun dari sudut matanya. Untunglah lelaki itu tidak menyadari tingkah anehnya yang tiba-tiba itu. Namun di sisi lain ia merasa kesal. Lihatlah lelaki itu, jangankan merasa tersipu seperti dirinya, ia bahkan seperti sudah lupa dengan kejadian tadi pagi.

Yoona bersungut-sungut tanpa suara, memaki tingkahnya sendiri. Ia terlihat seperti orang dungu karena merasa berdebar seorang diri, sedangkan sang pelaku utama justru bersikap seolah kejadian itu tidak pernah ada. Sadarlah Im Yoona, batinnya kesal.

Berkat pikiran liarnya mengenai kejadian tadi pagi, Yoona merasa seluruh metabolisme tubuhnya memanas. Sepertinya ia perlu segelas air untuk menormalkan detak jantungnya.

Yoona pun bangkit dari tempat duduknya, namun belum sempat ia melangkah, tangannya tiba-tiba ditahan oleh Jonghyun.

“Kau mau kemana?” tanya Jonghyun tanpa melepaskan pandangannya dari tumpukan berkas-berkas.

Yoona menatap Jonghyun dengan alis terangkat. “Kenapa?”

“Bukankah kau bilang hari ini tidak ada jadwal praktek?”

“Memang tidak ada jadwal praktek” jawab Yoona jujur.

Jonghyun mengalihkan tatapannya dari berkas yang berserakan di meja kepada Yoona. “Lalu kenapa kau pergi?”

“Apa mengambil segelas air di dapur harus dengan adanya jadwal praktek?” tanya Yoona polos.

Jonghyun berdeham kaku kemudian segera melepaskan cengkraman tangannya. Dengan canggung, ia kembali menyibukkan diri dengan berkas-berkasnya sambil sesekali melirik ke arah Yoona yang telah pergi menjauh. Setelah dirasa aman, ia menjitak kepalanya sendiri sambil bergumam, “Bodoh!!”.

-X-

Setelah berhasil menormalkan detak jantungnya dengan 2 gelas penuh air putih, Yoona pun berjalan kembali ke arah ruang tengah. Namun langkahnya terhenti begitu ponsel di sakunya berbunyi.

“Ada apa eomma?”

Kau di mana sekarang?

“Rumah teman. Kenapa?”

Besok malam, kosongkan jadwalmu. Kita sekeluarga akan makan malam dengan rekan bisnis appa

“Makan malam?” Yoona mengernyit heran. Tidak biasanya ayahnya mengajak keluarga makan malam dengan seorang rekan bisnis.

Kau harus datang. HARUS” perintah ibunya dengan penuh penekanan.

Yoona mendesah malas. Bila ibunya telah bertitah seperti itu, tidak akan ada kesempatan baginya untuk menolak, apapun alasannya. “Hmmm… arasho eomma”

Tepat sebelum Yoona mengakhiri sambungan teleponnya, sang ibu tiba-tiba bertanya, “Bagaimana kabarmu dengan Lee Jonghyun?

Yoona menghela napas panjang. “Eomma, bukankah kemarin sudah ku jelaskan bahwa dia sedang sibuk saat ini?”

Sudah hampir seminggu ibunya terus saja menanyakan kabar Lee Jonghyun dan meminta Yoona untuk mengajak lelaki itu ke rumahnya. Namun tentu saja ia tidak bisa mengabulkannya. Selain karena ia tidak ingin kembali merepotkan Jonghyun dengan peran pura-puranya sebagai kekasih, ia juga tidak mungkin meminta Jonghyun pergi dengan keadaannya yang sekarang karena luka tusukannya belum sepenuhnya pulih.

Apakah kau sudah putus dengannya?” terka ibunya dari ujung telepon.

“Aniyo, eomma” elak Yoona cepat. “Kami baik-baik saja”

Sebenarnya eomma menyukai lelaki itu. Sangat disayangkan jika kalian berpisah. Namun jika kalian berpisah, kau harus segera mencari penggantinya. Eomma akan membantumu, sayang”

“Eomma!!!” potong Yoona kesal. “Sudah ku bilang kami tidak putus. Eomma jangan coba-coba menjodohkanku dengan lelaki lain” tegur Yoona tegas lalu segera mengakhiri percakapan itu secara sepihak.

Yoona menghela napas panjang. Ibunya benar-benar tidak bisa dianggap remeh. Ia sudah sangat terobsesi untuk segera menikahkan putri satu-satunya ini. Terkadang Yoona jengah dengan sikap ibunya itu. Apa sebenarnya motif ibunya di balik semua ini?

-X-

“Oh? Yonghwa-sii?” Yoona yang baru saja kembali dari dapur terlihat terkejut dengan kehadiran Yonghwa di sana.

“Kebetulan kau di sini Im uisanim. Aku butuh bantuanmu” ucap Yonghwa tiba-tiba.

Yoona menatap Yonghwa dengan dahi berkerut, kemudian beralih menatap Jonghyun meminta penjelasan yang dijawab dengan gelengan singkat dari Jonghyun.

“Kau harus menemani Joohyun sekarang” pinta Yonghwa.

“Menemani Seohyun? Kenapa?” tanya Yoona tidak mengerti.

“Ku rasa ia butuh seseorang. Keadaannya tidak baik”

Mendengar ucapan Yonghwa, rasa khawatir tiba-tiba tampak di wajah Yoona. “Apa yang terjadi? Apa Seohyun dalam bahaya?”

Yonghwa menggeleng pelan. “Tidak. Tapi mungkin sebentar lagi iya”

“Apa maksudmu hyung?” Jonghyun bertanya, penasaran.

Yonghwa menatap Jonghyun nanar kemudian dengan pelan berkata, “Maafkan aku Jonghyun-ah. Tadi siang Joohyun-sii mendengar percakapanku dengan Kyuhyun”

Jonghyun spontan membatu, begitu pula Yoona di sampingnya. Mereka hanya dapat beradu pandang tanpa bisa mengeluarkan sepatah kata pun. Mendengar satu kalimat singkat dari Yonghwa tadi, membuat keduanya sama-sama tidak dapat berpikir.

Begitu berhasil kembali sadar, Yoona bergegas mengambil tas dan kuncinya di atas meja. Tanpa sempat pamit kepada Jonghyun ataupun Yonghwa, ia melesat pergi menuju apartement Seohyun.

“Lalu apa yang akan kita lakukan hyung?” tanya Jonghyun setelah Yoona pergi meninggalkan mereka berdua. Matanya menerawang jauh tidak fokus.

Yonghwa mendesah lelah. Ia lalu menyandarkan tubuhnya pada punggung sofa. “Entahlah. Aku tidak bisa berpikir sekarang” gumamnya pelan. Ini benar-benar di luar rencana.

“Apa yang akan Kyuhyun lakukan? Apa kau pikir Kyuhyun akan diam saja dengan kejadian ini?”

Yonghwa menggeleng lemah. “Tidak. Ia pasti bertindak”

Jonghyun kemudian menoleh dan menatap Yonghwa. “Apa ia akan bertindak langsung? Maksudku, memanfaatkan rasa ingin tahu Seohyun dan kebimbangannya. Apakah mungkin ia akan menghasut Seohyun dengan segala cerita versi mereka? Sehingga Seohyun akan dengan suka rela membantu mereka? Itu jelas akan mempermudah mereka bukan?”

Yonghwa menelan ludah begitu mendengar perkataan Jonghyun dan membayangkan semua yang akan terjadi nanti. “Ya, itu hal yang paling mungkin”.

-X-

Apartement Seohyun, Apgujeong-dong

Pukul 16.30 KST

Yoona menekan bel apartement Seohyun dan menunggu sampai pintu dibuka dengan perasaan khawatir tingkat tinggi. Ia mengetuk-ngetukkan sepatu high heelnya tidak sabar di depan pintu apartement. Kenapa Seohyun lama sekali membuka pintu?

Belum sempat ia menekan bel kembali, pintu telah terbuka dan Seohyun telah berdiri di ambang pintu.

“Oh? Yoona eonni? Ada apa kemari?” tanyanya bingung melihat sosok Yoona tiba-tiba berada di depan apartementnya.

“Aku kebetulan lewat sini. Jadi sekalian mampir. Kau tidak kerja?” Yoona melangkahkan kakinya masuk ke dalam apartement.

“Aku izin pulang cepat tadi” jawab Seohyun sambil mengekor Yoona masuk ke dalam.

“Kenapa? Kau sakit? Apa sakit kepalamu itu kambuh lagi?”

“Ani” jawab Seohyun santai. “Kau mau minum apa eonni?” tawar Seohyun sambil berjalan ke arah dapur.

“Tidak perlu repot-repot” Yoona mengikuti Seohyun ke dapur.

Seohyun tersenyum dan mengambil dua buah cangkir dari dalam lemari. “Tidak repot. Bagaimana dengan secangkir teh?”

Yoona mengangguk setuju. Ia lalu duduk di kursi dapur sambil memperhatikan Seohyun yang tengah sibuk membuat teh hangat untuk mereka.

“Hyunnie, apa kau baik-baik saja?” tanya Yoona tiba-tiba dengan fonem suara berbeda dari biasa.

Sontak Seohyun menghentikan gerakannya begitu mendengar pertanyaan Yoona. Tiba-tiba saja ia teringat akan masalahnya dengan Yonghwa dan Kyuhyun hari ini. Tidak ingin membuat Yoona khawatir, ia lalu tersenyum dan menjawab, “Tentu saja. Aku baik-baik saja. Kau tidak perlu khawatir”

Yoona menatap Seohyun iba. Ia tahu gadis itu tidak baik-baik saja sekarang namun Seohyun memang bukanlah type orang yang dengan mudah menceritakan masalahnya kepada orang lain. Yoona tahu betul sifatnya itu.

Seohyun meletakkan cangkir berisi teh hangat di depan Yoona kemudian ikut duduk bergabung dengan Yoona di seberang meja.

“Kau sudah tidak pernah kontrol ke Rumah Sakit lagi. Apa keluhannya sudah berkurang?”

“Ya, sedikit berkurang” jawab Seohyun bohong. Justru malah sebenarnya akhir-akhir ini kondisinya makin memburuk. Terlebih setelah ia kehilangan kalungnya. Namun sekali lagi, ia tidak mau membuat Yoona khawatir. Yoona sudah cukup sibuk dengan pekerjaannya di Rumah Sakit dan Seohyun tidak ingin semakin mempersulitnya.

“Syukurlah. Aku senang mendengarnya” Yoona tersenyum kemudian menyeruput pelan tehnya. Ia tidak mencoba protes akan kebohongan Seohyun, kerena sebenarnya ia sudah tahu persis bagaimana kondisi Seohyun selama ini melalui Yonghwa.

Setelah hampir satu jam mengobrol, akhirnya Yoona pamit pulang. Kekhawatirannya telah berkurang setelah melihat kondisi Seohyun secara langsung.

“Jika ada masalah apapun itu, hubungilah aku. Aku akan membatumu sebisaku” ucap Yoona ketika berjalan ke pintu depan.

Seohyun mengangguk kemudian memeluk Yoona erat. “Terimakasih atas perhatianmu selama ini, eonni. Kau yang terbaik yang ku miliki”

Sebelum Yoona melangkah pergi, ia menyempatkan diri berpesan pada Seohyun. “Hyunnie, terkadang ada sesuatu yang tidak bisa dikatakan terus terang karena suatu alasan. Namun jangan hanya karena alasan itu membuat kepercayaan yang telah terbangun selama ini terkikis. Pahamilah itu”

Seohyun tidak sempat bertanya apa maksud perkataan Yoona karena gadis itu telah lebih dulu melangkah pergi. Sambil menatap punggung Yoona yang menjauh, Seohyun kembali mengulang perkataan Yoona barusan.

Terkadang ada sesuatu yang tidak bisa dikatakan terus terang karena suatu alasan. Namun jangan hanya karena alasan itu membuat kepercayaan yang telah terbangun selama ini terkikis.

Apa maksud Yoona mengatakan itu kepadanya?

-X-

Keesokkan hari

Apartement Seohyun, Apgujeong-dong

Pukul 07.10 KST

Seohyun menutup pintu apartementnya dan bersiap untuk berangkat ke kantor. Namun perhatiannya teralih ketika mendapati tumpukan kardus di depan apartement sebelah sepagi ini. Beberapa orang bertubuh kekar mengangkat kardus itu satu persatu ke arah luar gedung apartement. Seohyun hanya menatap orang-orang yang berlalu lalang di depannya dalam diam tanpa berniat mengeluarkan satu pertanyaan pun pada mereka.

Di detik berikutnya, tubuhnya membeku ketika matanya tanpa sengaja beradu pandang dengan si pemilik barang-barang di apartement sebelah. Yonghwa menggedikkan kepalanya singkat untuk menyapa Seohyun kemudian ia berbicara kepada salah satu pengangkat barang untuk memberikan alamat tempat barang-barang itu akan di kirim.

Setelah selesai dengan urusannya dengan si pengangkat barang, Yonghwa menghampiri Seohyun dan bertanya basa-basi. “Kau akan berangkat kerja?”

Seohyun menjawab canggung pertanyaan Yonghwa dengan sebuah gumaman kecil tanpa menatap lawan bicaranya.

Yonghwa mengangguk mengerti sambil menyunggingkan senyum simpul. Merasa tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, ia berbalik dan berjalan ke dalam apartementnya. Tepat saat itu, Seohyun memanggilnya. Membuat Yonghwa sontak berbalik.

“Kau akan pindah?” tanya Seohyun pelan.

Yonghwa mengangguk membenarkan.

Seohyun menatap Yonghwa menunggu jawaban lebih lanjut dari lelaki itu. Namun yang ditunggu justru terlihat tidak berniat memberikan penjelasan lebih lanjut. Akhirnya dengan berat hati, Seohyun berbalik dan berjalan menjauh.

Baru beberapa langkah Seohyun berjalan, Yonghwa tiba-tiba berkata. “Alasanku pindah demi kenyamananmu. Aku masih belum bisa menjelaskan masalah kemarin padamu. Tapi maaf, aku masih akan terus mengawasi dan melindungimu. Ku mohon kau mengerti”

Seohyun mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat. Tanpa berbalik, ia melanjutkan langkahnya lebih cepat dan lebih lebar, meninggalkan Yonghwa sendiri di belakangnya. Lagi, lelaki itu berhasil membuat perasaannya campur aduk. Ia beralasan pergi dari sini karena dirinya, namun ia juga berkata bahwa akan terus mengawasi dan melindunginya. Apa maksud semua itu? Jung Yonghwa, dia benar-benar orang yang tidak dapat Seohyun mengerti.

-X-

N. Grill Restaurant, Namsan Tower

Pukul 20.30 KST

“Kau ingin pesan apa Yoona-sii?”

Yoona hanya tersenyum canggung menjawab pertanyaan itu lalu kembali mengangkat buku menu untuk menutupi wajahnya, berpura tengah sibuk membacanya. Saat lawan bicaranya tengah sibuk memesan makan malam mereka kepada salah seorang pelayan, Yoona dengan segera mengetik sebuah pesan singkat di ponselnya.

Lee Jonghyun-sii. Kau masih berhutang nyawa padaku. Jika kau ingin membalasnya segera jemput aku di N. Grill restaurant di Namsan Tower. SEKARANG!!

“Ada apa Yoona-sii?” tanya lelaki berpakaian rapih dengan setelan jas armani yang terbalut pas di tubuhnya.

Yoona segera menegakkan tubuhnya dan menggeleng kaku. “Tidak apa-apa” jawabnya sambil menyembunyikan kembali ponselnya.

Dalam hati ingin rasanya Yoona menjerit dan berteriak kepada kedua orang tuanya yang telah menjebaknya dalam acara kencan buta berkedok makan malam keluarga yang telah mereka persiapkan ini. Lelaki di hadapannya kali ini merupakan anak dari kolega bisnis ayahnya yang baru pulang setelah 6 tahun menetap di Perancis. Ayah dan Ibunya setuju dengan kencan buta kali ini dengan alasan mereka mempunyai banyak hutang budi kepada rekan bisnis ayahnya tersebut. Jonghyun yang hanya baru sekali datang ke rumahnya juga dijadikan alasan bahwa lelaki itu tidak benar-benar serius berhubungan dengannya. Kedua orang tuanya ingin agar ia segera menikah secepatnya. Bahkan kedua orang tuanya juga sudah merencanakan untuk mengadakan pesta pernikahannya dengan lelaki di hadapannya ini dalam waktu 3 bulan lagi. Benar-benar gila. Mereka bahkan tidak memberinya kesempatan untuk menolak.

Yoona memperhatikan jam tangannya dengan gelisah. Apa Jonghyun benar-benar tidak akan datang? Setelah apa yang telah ia lakukan untuknya? Tidak bisakah ia menolongnya kali ini saja?

Ia tidak dapat kabur dari kencan buta ini seperti yang sudah-sudah. Lift yang merupakan jalan satu-satunya untuk melarikan diri telah di awasi oleh pengawal ayahnya.

Dengan sedikit harapan yang tersisa, Yoona kembali mencoba mengetikkan pesan singkat lagi diam-diam.

Ku mohon datanglah. Kali ini saja. Aku yang akan berhutang padamu

Sudah tiga puluh menit berlalu sejak terakhir kali ia mengirim pesan singkat untuk Jonghyun. Semakin lama waktu berlalu, semkin kecil pula harapannya untuk kabur dari tampat ini. Apa kehidupan lajangnya akan berakhir sampai di sini? Dengan keadaan seperti ini? Memikirkannya membuat Yoona meringis sedih.

Tepat saat itu, hidangan penutup datang. Sebuah Chocolate Sundae yang menggugah selera. Merasa kesal dengan Jonghyun yang tak kunjung datang, akhirnya Yoona melahap Chocolate Sundae itu dengan ganas. Tiap suapan ia tujukan sebuah umpatan untuk Lee Jonghyun dalam hatinya. Lee Jonghyun sialan! Lelaki tidak tahu terimakasih! Tega kau Lee Jonghyun!!

Suapannya terhenti begitu sendoknya membentur sebuah benda keras di dalam gelas. Yoona mengangkat benda itu dengan sendok agar dapat melihat lebih jelas. Ia hampir saja memuntahkan kembali seluruh isi Sundae begitu mengetahui benda apa itu.

“Kau sudah menemukannya?” tanya lelaki di seberang meja dengan senyum ramah.

Lelaki itu kemudian mengambil benda itu dari tangan Yoona dan membersihkannya dengan sebuah serbet putih berbahan sutra. Sebuah cincin dengan batu berlian besar terlihat dengan jelas sekarang. Membuat Yoona terdiam membatu di tempatnya.

Lelaki itu kemudian mengenggam tangan Yoona dan hendak memasukkan cincin itu ke dalam jari tengahnya.

“Tung___”

Belum sempat Yoona menolak, sebuah tangan telah menghentikan cincin itu lolos ke jarinya. Dengan cepat Yoona menoleh dan menemukan Jonghyun telah berdiri di sisi meja dengan tangan yang masih menghentikan cincin di antara mereka berdua.

“Maaf, gadis ini milikku. Ia masih punya hutang kepadaku” ucap lelaki itu tegas.

-X-

Setelah berhasil keluar dari restaurant, ponsel Yoona berdering. Gadis itu meringis begitu mengetahui bahwa ibunya yang menghubunginya. Masih merasa kesal, Yoona mencoba mengabaikan panggilan itu. Namun Jonghyun yang melihat menyuruhnya untuk menjawab telpon tersebut. Akhirnya dengan berat hati, Yoona menurutinya.

Ya! Anak nakal!! Di mana kau sekarang?” sembur ibunya tiba-tiba.

“Eomma, kau sungguh keterlaluan!! Apa maksudmu melakukan semua ini?” omel Yoona tidak mau kalah.

Berikan ponselmu pada Lee Jonghyun-sii. Aku tahu ia ada di sampingmu

Yoona melirik ke arah Jonghyun. Karena tidak ingin melibatkan lelaki itu lebih jauh, akhirnya ia berkata, “Tidak. Aku tidak akan membiarkanmu berbicara padanya”

Namun tiba-tiba ponselnya direbut oleh Jonghyun. Dengan tenang lelaki itu menjawab, “Maafkan aku eommonim”

Maaf apa?” Ibu Yoona tiba-tiba terkekeh, membuat Jonghyun menatap Yoona dengan alis berkerut. Aku justru senang kau datang. Terimakasih. Jaga putri baik-baik, Lee seobang*

Klik

Panggilan diputus secara sepihak. Jonghyun mengembalikan ponsel Yoona dengan ekspresi bingung yang kentara, membuat Yoona tidak sabar untuk bertanya.

“Apa yang ibuku katakan?”

“Dia mengatakan terimakasih” jawab Jonghyun jujur.

“Heh?” Yoona mengernyitkan alisnya heran. “Apa… Ini mungkin semacam sebuah jebakan?” ucapnya menerka.

Jonghyun terdiam tidak mengerti. Ia sama sekali tidak bisa memahami pemikiran Yoona ataupun ibunya. “No idea” ujar Jonghyun polos.

“Ah!” Yoona tiba-tiba terpekik. “Bukankah sejak tadi tidak ada satupun dari pengawal ayahku yang menahan atau mengejar kita?”

“Maksudmu?” tanya Jonghyun tidak mengerti.

“Jebakan!!” teriak Yoona kesal. “Ibuku sengaja membuat semua ini agar kau datang. Semacam menguji keseriusan hubungan kita”

Selama beberapa detik Jonghyun terdiam menyerap satu per satu maksud perkataan Yoona, kemudian tiba-tiba tawanya pecah. Ia tertawa terbahak-bahak sambil berkata, “Ya Tuhan, ibumu benar-benar daebak*!!”

Yoona memijat pelipisnya jengah, “Eomma, benar-benar” gumamnya gemas.

Tiba-tiba Jonghyun menarik tangannya, membuat Yoona mau tidak mau menatap lelaki itu. Sambil tersenyum licik, lelaki itu berkata, “Aku tidak peduli dengan tindakan ibumu. Namun yang pasti, kau masih berhutang padaku, Nona Im”

-X-

*Seobang: Suami

*Daebak: Hebat

Hallo readers, saya kembali lagi dengan ff Formula X Part 10. Pertama saya mau minta maaf sebesar-besarnya karena sudah lama tidak update FF ini, Alasannya sama, karena saya sibuk sama kerjaan yang ga ada habisnya. Mohon pengertiannya ya… Part selanjutnya akan diusahakan update sekitar 1 – 2 minggu lagi…

Akhir kata, selamat membaca ya…

44 thoughts on “Formula X [Memory 10]

  1. paraaaaaaaaah part ini daebak bgt
    emosi di part kyu . gemes kasian ma part hyun yonghwa dan ngakak cengar cengir part yoona jonghyun
    sukaaaaaa bgt parah
    maknya yoona daebak. jonghyun ih gemes udah sih blg aja kalo suka yoona cepet lamar.
    yong jaga hyun jgn lengah lg. paitingggggggg
    ditunggu part 11 nya

  2. Yahh kenapa tbc sih
    haha..

    ending di partnya aku rasa kurang buat penasaran deh kk.. ni kan ff trailer mgkin kalo end of partnya lebh menegangkan itu pasti lbih seru kk..
    Panjangin dikit lagi dong kk ceritanya .. hehehe

    next part ditunggu kk ..
    Fighting .. ^^

  3. Akhirnya bisa komen lagii..
    Maaf yah author baru komen di part ini..
    As usual ceritanya baguuusss..
    Tapi sejujurnya, aku lebih menunggu part Jonghyun Yoona di cerita ini.. Hehehehe..
    Anyway, semangat buat part selanjutnyaa..

  4. Daebakkk
    Ksian yong hwa oppa
    Harus bggung dgn keadaan
    Kalau seohyun eoni udh dgr smua ny
    Geli sndri lhat tgkah yoona eoni
    Dan jonghyun oppa
    Heran dgn tgkh jonghyun oppa
    Yoona eonie ajak bicara dia diam
    Pas yoona eoni mw pergi mlah diam
    Daebakkk pkok ny thor
    Snang dengan momen deerburning nya
    Heheh

  5. Kyaaaaaa…..setelah lama ditunggu akhirnyaaa…..cinggu aku suka bgt sama jongyoon disini lucuuuu…..aku tau ini ff yongseo tp pleaseeee jongyoon momentnya dibanyakin juga yaaaaaa……..

  6. Finally… update jg part 10 kkk~
    thanks author….

    aigoo~ yonghwa & seohyun masih blm baikkan… pdhal sdh ada benih cinta tuh,,, sepertinya…. *mulaisotoy*

    JongYoon bener” kocak….
    gak kebayang gimana kalo mreka sampe pura” nikah… trus hrus hidup ber2 hahahahahaha

    please… update soon thor…
    jangan lama” ne… kkk~

  7. aaaaapa iniiii
    thorr
    ah jangan sampe seohyun kena hasut sama kyu 😦
    lah yong kenapa pindah, ntar seohyun tambah curigaaaaa

    eiciyeeeeeeee makin lengket kaya permen karet ini couple jongyoon 😀
    udah nikahin aja mereka, toh ibunya yoona udah setuju, aku juga setuju kokzzz 😀

    next story thor di tunggu :)))))

  8. woa~ yong bkin seo galau~~~
    aku mulai bisa membaca kasus dari siapa prof. Seo melarikan diri, hmm…
    tp ada yg bkin aku kecewa di part ini, kenapa bersambungnya pas lagi super penasaran ttg apa yg bakal diminta jonghyun dr yoona.. aaaaaakkkk tidak sabar menunggu next memory!!! SEMANGAT AUTHOR-NIM ^-^

  9. akhirnya ada lanjutannya
    stlh nunggu sekian lama.
    yonghwa galau
    seohyun jg galau
    jonghyun yoona bikin ngikik sndri…
    ditunggu next chapter kawan!

  10. Huaaaaaaa daebak…
    sumpah pas seo tau semua dag dig dug memikirkan bagaimana kelnjutan kish mereka nantinya…
    yong pindah, pasti seo akan mersa sepi, yong berda dalam situasi yang sulit 😦 semoga seo bisa cepat mencerna kata2 yoona dan kembali percaya pada yong 🙂
    Omo!!! Eomma yoona emng paling daebak untuk menjodhkan anaknya, hahaha tu dua orang kapan jadiannya sih udh lengket di+ dapt restu juga … next next

  11. Onnie
    Blh kan ku panggil author onnie? Hehehe
    Awalnya pas bgian yong, kyu ktahuan sama hyun tegang bgt
    Rasa percaya hyun mulai memudar sama mereka trutama yong yg sllu ada stiap hyun butuh 😦
    Ksian hyun pasti shock berat tau hal itu 😦
    Apalgi tiap bagian yongseo disini brasa ketegangannya
    Hyun, yong pindah loh nt hyun ksepian loh
    Kdang mmg ada yg ga bisa dijelasin dng kata2 loh hyun
    Akhh next part akan sperti apa hbgan yonseo stlh hyun tau identitas yong sebenarnya?
    Deerburning couple disini tuh ya sllu sweet, apalgi keisengan ibu yoona yg bkin ketawa geje hihihi
    Jjong sobang, udh deerburning mnding nikah aja kaya permintaan ibu yoona hehehe
    Next part scepatnya ya onnie 🙂

  12. Wahhh bolak balik buka blog ini tapi baru sempet baca..
    Makin lama ceritanya makin kece badai euuiiyyy. Makin pengen liat jongylon bersatu deh!! Apakh seo sm yonghwa bisa deket lagi ya tapi tanpa embel embel kerjaan?!!!
    Keep writing thor & pastinya update next chap ditungguin loh!!

  13. “Hyunnie, terkadang ada sesuatu yang tidak bisa dikatakan terus terang karena suatu alasan. Namun jangan hanya karena alasan itu membuat kepercayaan yang telah terbangun selama ini terkikis. Pahamilah itu”
    kata-katanya keren,

  14. Maaf yaa authornim baru kali ini komen 🙂 jeosonghamnida chapter2 sebelumnya bener2 kerenn!!(y) (y) tapi tenang aja chapter chapter selanjutnya aku bakal komen terus kok^^ uhuu ada deerburning couple seneng bgt >.< btw gimana kelanjutan yongseonyayah

  15. Ya ampuuun yoona eomma bener2 deehh smpe manggil jonghyun lee seobang,,,ngakak abiiisss…
    Yaahh knp seo sm yonghwa jd canggung gtuu,,ayoo seo inget kata2 yoona,jangan smpe kepercayaan yg sdh terbangun terkikis…
    Lanjuut..

Leave a reply to donariana Cancel reply